Jumat, 21 November 2014

Tugas 2 Ilmu Sosial Dasar

Pemuda dan Sosialisasi


Minum arak dioplos Big Cola dan Kratingdaeng, 7 pemuda tewas
Merdeka.com - Minuman keras (miras) oplosan kembali memakan korban jiwa di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedikitnya 7 nyawa melayang usai menenggak minuman keras oplosan jenis arak dicampur dengan minuman ringan Big Cola dan minuman suplemen Kratingdaeng.

Ketujuh korban itu merupakan warga di 3 Kecamatan di Kabupaten Magelang yaitu Salaman, Kecamatan Tempuran dan Kecamatan Mertoyudan. Bahkan, diduga penjual ataupun bandar miras oplosan itu juga ikut meninggal dunia akibat dari minuman haram tersebut.

Mereka meninggal dunia secara tidak bersamaan dalam kurun waktu dua hari. Terhitung dari Minggu hingga Selasa dini hari kemarin, satu per satu para peminum itu meninggal dunia. Pesta miras oplosan itu terjadi di beberapa lokasi dan dilakukan beberapa kelompok warga secara terpisah.

Data yang berhasil dihimpun merdeka.com Selasa (7/10) menyebutkan ketujuh korban itu tersebar di tiga kecamatan adalah Heri Hartanto (24) warga RT 04/ RW 03 Dusun Gorangan Kidul, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman; Hermawan warga Dusun Margosari, Desa Krasak, Kecamatan Salaman; Sawal alias Ismun warga RT 03 RW 08 Dusun Tempursari, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran; Akhiriawan (24), warga Curug, Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran.

Sementara untuk warga Kecamatan Mertoyudan terdiri dari Bambang Irwanto (37) warga Desa Bondowoso; Susanto warga Desa Glagah II, Desa Banjarnegoro. Sarjono (55) warga Glagah I, Desa Banjarnegoro. Khusus yang terakhir, merupakan bandar miras oplosan, di mana para korban meninggal dunia mengambil oplosan di tempat tersebut.

Sigit, salah satu korban miras oplosan yang masih selamat mengaku, minuman oplosan itu dia minum bersama beberapa rekannya di perempatan Brengkel, Kecamatan Salaman. Oplosan dibeli dengan cara patungan di tempat Sarjono.

"Kami patungan untuk beli arak, setiap orang tidak pasti. Waktu itu saya hanya ikut urunan Rp 10 ribu," ujar Sigit saat ditemui di rumahnya Selasa (7/10).

Sigit pemuda yang berusia 23 tahun itu mengaku dirinya hanya bisa terbaring lemas di rumahnya paska minum oplosan pada Sabtu malam. Dia merasa mual-mual, pusing, dada sakit dan pandangannya sedikit kabur. Dari ke 7 rekannya, satu temannya Heru Hartanto diketahui meninggal dunia pada Selasa dini hari. Bersama dengan 7 rekannya itu, dia membeli minuman 3 liter dengan harga per liter Rp 35 ribu. Dia juga membeli 2 plastik minuman dengan harga per plastic Rp 12 ribu. Minuman itu kemudian mereka campur dengan minuman Big Cola.

"Saya biasa minum dengan campuran sama seperti ini habis banyak. Tapi kali ini, minum dari malam Minggu kemudian malam Senin baru bangun. Untuk melihat mata ngrasa kabur," ungkapnya.

Hampir senada dengan dirinya, korban lain yang masih selamat juga merasakan hal yang sama. Seperti yang terlihat di Puskesmas Salaman I, Kabupaten Magelang. Para korban miras oplosan itu hanya bisa berbaring lemas. Bahkan satu di antara 3 korban yang dirawat di Puskesmas Salaman I harus bernapas menggunakan bantuan tabung oksigen. Sesekali jari-jari tangannya terlihat gemetar.

Dokter Jaga di Puskesmas Salaman I Dr Aimatus Sarikah menjelaskan, terdapat 3 pasien yang dirawat akibat minum oplosan. Mereka adalah Darori warga Desa Sidiagung, Kecamatan Tempuran. Arif Mulyani warga Desa Rejomulyo dan Ahmad Frengki warga Dusun Margosari, Desa Krasak, Kecamatan Salaman.

"Ada salah satu pasien tidak mau mengaku kalau habis minum minuman keras jenis arak. Namun karena ada pengakuan dari rekannya, dia akhirnya mengaku kalau akibat dari minum. Kini ada satu pasien yang mau dirujuk ke Rumah Sakit di Magelang," tuturnya.

Selain di Puskesmas Salaman I, para korban juga ada yang dirawat di rumahnya masing-masing. Mereka juga ada yang dirawat di rumah sakit di sekitar Kabupaten maupun Kota Magelang.

Jajaran Polres Magelang saat dikonfirmasi wartawan mengaku belum mendapat laporan resmi terkait meninggal dunia para korban oplosan. Kapolsek Salaman AKP Supriyono menyatakan petugas Kepolisian Sektor Salaman dan Kepolisian Sektor Tempuran meski tidak ada laporan sudah mendatangi para korban.

"Kami memang belum mendapat laporan secara resmi. Dari data di lapangan bahwa mereka merupakan korban oplosan yang pembelinya kini sudah ikut meninggal dunia," pungkasnya.

sumber berita:http://www.merdeka.com/peristiwa/minum-arak-dioplos-big-cola-dan-kratingdaeng-7-pemuda-tewas.html

Analsis dari Berita diatas
Melihat dari berita diatas memang pemuda sekarang sangat miris sekali kita melihatnya.Akhir-akhir ini banyak pemuda yang melakukan tindak kejahatan sepeti mabuk-mabukan,tawuran,bahkan ada yang memakai narkoba.sebenarnya apasih penyebab dari berita diatas?.Menurut pendapat saya penyebab dari berita diatas adalah kurangnya peran keluarga dalam mensosialisasikan atau memberitahu kepada mereka untuk tidak melakukan perbutan tersebut dan juga pemuda itu harus diberi semangat agar mereka bisa berkreasi atau bermanfaat bagi orang banya,bukannya malah membuat kejahatan atau masalah.Untung saja pemuda itu tidak meninggal saat mabuk-mabukan,coba saja kalau mereka meninggal mereka akan mati konyol/sia-sia karena masih muda sudah dijejali dengan hal-hal tersebut dan mereka juga tidak mendapat manfaat dari mabuk-mabukan.
Solusinya adalah dengan melakukan penyuluhan kepada para pemuda untuk mengisi kegiatannya dengan hal-hal yang positif dan juga bisa memberikan pekerjaan kepada para pemuda agar mereka tidak mengisi kegiatan mereka dengan mabuk-mabukan,selain itu peran keluarga juga sangat penting dalam kasus pemuda ini,keluarga harus lebih intensif dalam melakukan sosialisasi kepada para pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar